Tuesday, 28 July 2015

Guru SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
Indentitas
Nama
Fitriatul Usna, S.Pd.
TTL
Pariaman, 12 Juli 1991
Alamat Asal
Jl. H. Agus Salim Kelurahan Jalan Baru Kecamatan Pariaman Tengah
Prodi/PTN
Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Padang
LPTK
Universitas Negeri Padang
Email
Alamat SM3T
Desa Ladang Rimba Kec. Trumon Tengah Kabupaten Aceh Selatan
Tempat Tugas
SMP Negeri 1 Trumon
Alamat sekolah
Jl. T. Raja Fansuri Alamsyah No. 1
Ujong Tanoh, Trumon
Kepala sekolah
Bukhari, S.Pd.               
Cerita Selama Menjadi Guru SM3T
            Tepat tanggal 28 Agustus 2014 saya sampai di daerah sasaran, yaitu Aceh Selatan. Setelah menempuh perjalanan darat yang melelahkan, malam itu akhirnya kami sampai. Biasanya akan ada penyerahan secara resmi oleh LPTK penyelenggara kepada dinas pendidikan setempat. Tapi kali ini berbeda. Tak ada penyambutan apa pun ketika itu karena rombongan kami baru sampai malam hari.
            Malam itu juga langsung diberitahukan bahwa saya bertugas di SMP N 1 Trumon. Suatu kehormatan bagi saya karena malam itu kepala sekolah tempat saya ditugaskan datang langsung melihat dan berkenalan. Kesan pertama yang baik. Begitulah kesimpulan saya waktu itu.
            Paginya, saya langsung datang ke SMP N 1 Trumon. Mata saya tercengang selama perjalanan yang jaraknya lebih kurang tiga belas kilometer itu. Tak sepatah kata pun keluar saat itu. Tak ada aspal. Tak ada jalan seperti yang saya pikirkan. Rumah penduduk pun bisa dihitung dengan jari. Sejauh mata memandang hanya hamparan pohon sawit, jagung, dan semak belukar yang terlihat. Juga jalan penuh kerikil dan tanah liat. Ketika hujan licin dan becek, sebaliknya ketika panas penuh debu. Inilah jalanan yang harus saya tempuh setiap hari.
            Saat itu keraguan datang menghampiri. “Bisakah saya bertahan dengan kondisi seperti ini? Mampukah saya menghadapinya?” pikir saya dalam hati. Keraguan itu makin memuncak ketika saya juga terpikirkan bahwa saya tak bisa sama sekali memakai sepeda motor.
            Lengkap sudah semua. Terlalu banyak hambatan untuk hal pertama yang akan saya lakukan di daerah yang belum terlalu saya kenal. Bahkan saya bertanya-tanya  dan meratapi diri, “Kenapa saya harus ditempatkan di daerah seperti ini?”. Sebuah pertanyaan yang mungkin akan terjawab seiring waktu berlalu. Sebuah pertanyaan yang akan saya temukan jawabannya sendiri. Tidak untuk saat ini, tetapi nanti.
            Sesampainya di sekolah, saya diperkenalkan oleh kepala sekolah kepada staf pegawai di sana. Ada empat belas guru dengan jumlah murid kurang lebih seratus orang. Jumlah yang terlalu sedikit untuk sebuah sekolah sebenarnya.
            Inilah pertama kali saya menginjakkan kaki di sekolah yang sama sekali tak terbayangkan jaraknya. Pertama kali juga berkenalan dengan suasana yang terasa canggung. Tutur kata, adat dan kebiasaan, serta banyak lagi hal berbeda lainnya yang saya temukan. Tempat ini juga nantinya tempat yang akan memberikan banyak pengalaman buat saya. Tempat inilah tempat saya belajar. Belajar menghargai semua. Tempat dengan tradisi berbeda ini akan membuat saya lebih mengerti lebih jauh apa arti perbedaan.
            Jika dilihat, SMP N 1 Trumon sangat luas dan memiliki ruangan yang cukup. Namun, sayangnya ada beberapa bagian yang rusak. Barangkali karena bangunan sekolah ini sudah tua. Hari itu saya langsung mendapat tugas mengajar bahasa Indonesia di kelas VII. Mendebarkan sekali rasanya saat pertama kali tiba harus langsung masuk kelas. Tak apalah. Ini justru lebih baik. Saya bisa lebih cepat mengenal dan memahami siswa di sana.
            Masih jelas dalam ingatan saya ketika pertama masuk kelas itu. Siswanya terlihat cukup antusias dengan kedatangan saya. Wajah-wajah ingin tahu itu segera memberi saya pertanyaan beruntun. Mungkin maksud mereka ingin mengenal saya lebih dekat. Begitu pula saya.
            Ruangan kelas itu cukup besar untuk menampung siswa sebanyak enam belas orang. Lagi-lagi tak seperti dugaan saya. Ruangan itu sama sekali tak dilengkapi dengan papan tulis putih. Sebuah papan tulis hitam digantung tepat di depan kelas. Ditambah dengan sekotak kapur yang terongggok di sudut meja guru. Dinding ruangan pun masih sepi dari tempelan.
            Setelah cukup panjang berkenalan dengan mereka, maka proses pembelajaran segera berlangsung. Untungnya semua berjalan dengan lancar. Tak ada gangguan hingga akhir.

Kesan
Sempurna. Perjalanan saya di sini, di Aceh Selatan, tak kan pernah bisa saya lupakan. Semua hal di sini memberi kesan yang dalam bagi saya. Sejenak saya berpikir. Mungkin inilah jawaban atas pertanyaan yang saya lontarkan sebelumnya. Ya, pertanyaan saya ketika pertama kali sampai di sini. Pertanyaan yang membuat saya berpikir keras mencari jawabannya.

Pesan
Untuk SMP N 1 Trumon semoga bisa lebih meningkatkan kualitas dalam berbagai hal, baik dalam hal fasilitas maupun kinerja, agar menghasilkan siswa-siswa berprestasi nantinya.

Harapan
Hal ini berkaitan dengan masalah akses jalan ke SMP N 1 Trumon. Sampai saat ini jalanan ke sana masih dipenuhi tanah liat dan bebatuan hingga membuat saya kesulitan menempuhnya. Kedepannya saya berharap agar akses jalan ke sana bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. 

No comments:

Post a Comment