Guru
SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
|
|
Indentitas
|
|
|
Nama
|
Nur Abi Aisyah, S.Pd
|
|
|
TTL
|
Marantiah, 7 April 1990
|
|
|
Alamat Asal
|
Indarung
Aie Tajun, Kec. Lubuk Alung
Kab. Padang Pariaman, Sumbar
|
|
|
Prodi/PTN
|
Pendidikan Guru Sekolah Dasar/UNP
|
|
|
LPTK
|
Universitas Negeri Padang
|
|
|
Email
|
Aisyah.nurabi@yahoo.com
|
|
|
Alamat SM3T
|
Desa
Koto Kec. Kluet Tengah, Kab. Aceh
Selatan
|
|
|
Tempat Tugas
|
SD Negeri Mersak
|
|
|
Alamat sekolah
|
Jln.
Menggamat-kota Fajar Simpang Dua Kecamatan
Kluet Tengah, Kab. Aceh Selatan
|
|
|
Kepala sekolah
|
Iskandar
Muda, A.Ma.Pd
|
|
Ø Cerita Selama Menjadi Guru SM3T
Ini
adalah cerita pengalaman saya selama menjadi guru SM3T di Desa Simpang Dua,
Kluet Tengah/ Menggamat, Aceh Selatan. Sebelumnnya saya akan menceritakan dulu
pemberangkatan saya ke tanah rencong ini. Hari itu tanggal 28 Agustus tahun
lalu, tibalah waktunya pemberangkatan dan setelah saya berpamitan kepada semua
keluarga terutama ibu saya yang melepas saya dengan air mata yang membuat hati
saya tak menentu hari itu. Karena saya selama ini belum pernah mendapatkan izin
berpergian jauh tanpa keluarga apalagi dalam jangka waktu yang lama. Ibu saya
tidak ikut mengantarkan saya ke kampus yang mengantar Cuma Ayah saya, sepanjang
perjalanan menuju kampus dengan diantar kendaraan bermotor oleh ayah saya air
mata saya bercucuran, karena tadinya saya tidak mau mengeluarkan air mata di
hadapan ibu saya. Sesampainya di kampus
yaitu kampus UNP saya melihat teman-teman saya yang sudah saya kenal selama
pembekalan sudah berkumpul di lapangan kampus dengan keluarganya masing-masing.
Dan setelah beberapa jam kamipun disuruh masuk kedalam minibus, waktu
keberangkatanpun telah tiba perjuanganpun dimulai. Kami berangkat dengan
menggunakan minibus menuju daerah penempatan yaitu Aceh Selatan. Kami yang
mendapatkan daerah penempatan Aceh Selatan semua berjumlah 65 orang. Dan selama
2 hari perjalanan sempat juga minibus kami diperjalanan rusak tengah malam,
akhirnya kami semua ikut mendorong minibus tersebut kemudian bisa melanjutkan
perjalanan.
Sampai
juga di tanah rencong, perasaan bercampur aduk saat menuju Dinas dalam rangka
penerimaan guru SM3T, di tambah lagi pengumuman tempat tugas dan saya
mendapatkan tempat tugas di SD Negeri Mersak yang berada di Kluet Tengah. Saya
langsung mencari teman yang penempatan satu kecamatan dengan saya. Di SMK
Negeri 1 Pasir Raja kami dikumpulkan pihak Dinas dan disana kami di perkenalkan dengan kepala sekolah
masing-masing, kebetulan kepala sekolah saya berhalangan datang karena sedang
mengikuti kegiatan PLPG di banda Aceh sehingga di wakilkan oleh kepala sekolah
satu kecamatan dengan penempatan saya. Berhubung kepala sekolah saya berhalang
datang saya di bawa oleh ibu yang bekerja di Dinas yang bernama buk Cut
kerumahnya sembari menunggu jemputan dari pihak sekolah. Dari siang sampai sore
bisa istirahat dirumah buk Cut, lalu datanglah jemputan saya dari pihak
sekolah. Saya dan satu orang teman saya yang kebetulan kepala sekolahnya juga
berhalangan datang siap dibawa ketempat tugas dengan mobil jemputan tersebut.
Menuju ketempat tugas hari sudah mulai malam, ternyata cukup jauh perjalanan
kami dan dalam perjalanan saya sempat takut dan kwatir karena saya lihat di
sekeliling gelap gulita, tak ada rumah dan cahaya kecuali dari cahaya lampu
mobil yang kami tumpangi. Akhirnya ketakutanpun mulai berkurang setelah sopir
menjelaskan perjalan yang kami tempuh, untuk ketempat tugas ternyata harus
melalui tepian jurang dan bukit-bukit
yang panjang dimana orang disini menyebutnya (Gunung). Selama 40 menit
perjalanan saya sempat bertanya-tanya dalam hati “ Kemana ini? Dimanakah
sebenarnya penempatan saya sebenarnya? Kok seperti dalam hutan gini? Apakah
masih ada kampung setelah ini?” akhirnya terjawab juga tak disangka ternyata
banyak rumah penduduk di tengah-tengah gunung ini..Alhamdulillah rame saya
mulai tenang. Saya dan teman saya sementara di antar kerumah salah satu guru
yang mengajar di SDN Mersak yaitu ibu Inunsyiah. Setelah berkenalan dan sedikit
bercerita tetang perjalanan kami, kami disuruh istirahat.
Pagipun
datang, ini minggu pagi saya belum masuk sekolah jadi masih bisa beristirahat
menghilangkan lelah selam 2 hari perjalanan. Sebelum memulai bertugas saya
memanfaatkan waktu melihat-lihat keadaan lingkungan dekat rumah buk Nun tempat
saya tinggal tersebut. Dan ternyata di desa simpang dua ini tidak ada signal,
jadi sayapun tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga saya melalui handphone
disini, 4 km dari desa ini jaringan sudah ada jadi saya bisa pergi kesana
apabila saya ingin berkomunikasi dengan keluarga saya. Dan waktu luangpun saya
banyak bertanya pada buk Nun tentang profil sekolah, untungnya saya tak ada
kesulitan dalam berbahasa disini, bahasa yang digunakan di Desa ini yaitu
bahasa Jame/Jamu dimana hampir sama dengan bahasa minang. Dimulai dengan nama
kepala sekolah SDN Mersak yaitu Bpk Iskandar Muda, sekolah ini didirikan sejak
06 April 1993 di atas tanah seluas 2666
,
jumlah muridnya tergolong banyak yaitu 204 siswa. Sementara guru PNS Cuma ada 4
orang termasuk 1 kepala sekolah. dan 4 guru kelas honorer 2 tamatan UT dan 2
orang tamatan SMA. Kemudian guru selain guru kelas ada 6 orang beserta
operator. Bagaimana coba kita merasakan siswa dapat memperoleh ilmu dari
mereka, guru yang terkadang belum matang di bidangnya. Dan bisa di tebak
sendiri kondisinya. Dengan demikian saya sangat prihatin dan sangat ingin
membantu sekolah ini dengan semampu saya.
Pada
tanggal 1 september 2014 mulai lah perjalanan pengabdian saya tepatnya di SD
Negeri Mersak. Saya dipercaya untuk mengajar di kelas 5, sungguh di luar
bayangan saya siswa kelas 5 masih banyak yang belum pandai membaca. Hampir dari
setengahnya belum pandai dan belum lancar membaca. Kala itu, saya berfikir ini
adalah tugas yang berat tapi dalam hati saya berkata “karena inilah saya berada
disini”. Selain itu, saya menemukan pernyataan dari siswa “Ndak payah sekolah
buk, nanti saya tamat SD masuk pesantren saja buk”. Mereka berpikir sekolah itu
tidak terlalu penting. Disini saya merasa bahwa tugas saya tidak hanya mengajar
dan mendidik, tapi secara tidak langsung dituntut untuk bisa mengubah pola
pikir anak-anak bahwa belajar dan bersekolah itu sangatlah penting untuk masa
depan mereka.
Singkat
cerita hari demi haripun berlalu, banyak kegiatan yang saya lakukan selama
pengabdian disini. Mengajar di kelas 5 selama 2 semester, melakukan kegiatan
lain seperti : mengadakan les di kelas 5, mengajar les di kelas 6, mengajar
kesenian, melatih upacara dan selalu memberikan bimbingan kepada siswa saya
yang belum pandai membaca di luar jam pelajaran. Selain itu saya juga mengikuti
kegiatan sekolah seperti: mengikuti KKG, membantu pembuatan soal-soal ujian semester
dalam kelompok kerja guru (KKG) dan ikut serta sebagai pengawas ujian nasional
kelas 6. Kemudian tugas saya tidak hanya di sekolah saja, tapi saya juga
mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti: mengikuti acara-acara kenduri,
mengikuti majelis taklim ibu-ibu di kampung Koto, mengikuti acara MTQ, santunan
anak yatim, membuat demo masak masakan padang kepada ibu-ibu desa Koto, dan
terutama sekali melakukan kegiatan kemasyarakatan membantu pembangunan
pesantren yang berada di Trumon Tengah dengan rekan-rekan sesama SM3T yang di
tempatkan di Aceh Selatan.
Demikianlah
singkat cerita pengalaman selama pengabdian saya di Aceh Selatan ini.
Subhanallah benar-benar luar biasa dalam hidup saya. Terimakasih banyak saya
ucapkan kepada pemerintah yang telah membuat program ini, sehingga saya bisa
merasakan pengalaman hidup yang tak akan terlupakan sepanjang hidup saya. Maju
terus mencerdaskan anak bangsa!
Ø Kesan
kesan
saya selama menjadi guru SM3T ini, pengabdian selama 1 tahun ini benar-benar
pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya. Disini mental saya sangat di
uji, dulunya masih takut berhadapan dengan orang-orang banyak, tapi disini saya
harus melawan rasa takut tersebut dan harus mampu beradaptasi, bersosialisasi
dengan baik di lingkungan yang baru. Alhamdulillah saya bisa melewatinya dengan
baik. Kemudian selain pengalaman, saya juga banyak mendapatkan pelajaran hidup
yang bisa saya jadikan untuk pedoman hidup lebih baik terutama dalam proses
mengajar.
Ø
Pesan
Pesan saya untuk
program SM3T ini, biarlah program ini berlanjut seterusnya. biarkan
sarjana-sarjana muda selanjutnya menyumbangkan ilmu yang telah ia dapatkan
selama dalam perkuliahan, dengan tujuan ingin membantu mencerdasarkan anak bangsa sampai ke
pelosok-pelosok negeri ini.
Ø Harapan
Hanya satu harapan saya
dari pengabdian yang berharga ini, yakni masa depan yang cerah bagi seluruh
peserta SM3T Indonesia. 
No comments:
Post a Comment