Tuesday, 28 July 2015

Guru SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
Indentitas
Nama
Penisa Aprianti, S. Pd.
TTL
Pidung, 28 April 1991
Alamat Asal
Desa Pidung Kec. Keliling Danau Kab.       Kerinci Prov. Jambi
Prodi/PTN
PG PAUD / Universitas Negeri Padang
LPTK
Universitas Negeri Padang
Email
penisa.aprianti@yahoo.com
Alamat SM3T
Simpang IV Kota Fajar Kec. Kluet
Utara Kab. Aceh Selatan
Tempat Tugas
TK Nurul Najjah Gelumbuk
Alamat sekolah
Jl. Tapaktuan Medan-Desa Gelumbuk   Kec. Kluet Selatan Kab. Aceh Selatan
Kepala sekolah
Aslinar, S. Pd.                 
Cerita Selama Menjadi Guru SM3T
Dalam setahun terakhir ini selama saya menjadi guru SM3T di Aceh Selatan begitu banyak pengalaman yang saya dapatkan baik di sekolah maupun di masyarakat terutama di sekitar tempat saya tinggal.
Di sekolah tempat saya mengajar sangat minim fasilitas sedangkan jumlah anak didiknya sangat banyak. Yang mana jumlah anak kelas A sebanyak 25 orang dan kelas B sebanyak 22 orang. Dan jumlah guru yang ada di sekolah itupun terdiri dari 5 guru honorer dan 1 kepala sekolah, dan itupun tidak ada yang tamatan DII PGTK/S1 PG PAUD, yang ada tamatan PGSD dan SMA/sederajat. Guru honor pun tidak setiap hari datang, ada yang datang 3 atau 4 kali dalam seminggu. Jadi, di sekolah tersebut 25 atau 22 anak biasanya dihadapi oleh 1 orang guru, namun kadang-kadang 2 orang guru dalam satu kelas.
Dalam minggu pertama saya mengajar di sekolah begitu banyak hal-hal yang saya temui, terutama dari cara berbicara dengan anak, yang mana guru atau orang tua tidak begitu memperhatikan kata-kata dan nada yang digunakan saat berbicara. Selain itu, anak-anak juga dituntut harus bisa calistung (baca, tulis, hitung) yang seharusnya belum waktunya untuk usia anak TK.
Di rumah, saya juga mengajar anak dan ponakan ibu tempat saya tinggal, kadang anak ibu di rumah sering rebutan bertanya kepada saya tentang PR mereka. Ibu di rumah tempat saya tingagal mempunyai 3 orang anak, yang sulung sekarang kelas 2 naik ke kelas 3 MTSN di Banda Aceh, sedangkan anak yang ke-2 kelas 5 naik ke kelas 6 SD, dan yang bungsu kelas 1 naik ke kalas 2 MIN di Kota Fajar Aceh Selatan. Mereka sangat baik.
Selain pengalaman di sekolah, saya juga mempunyai banyak pengalaman saat berbaur dengan masyarakat disekitar tempat saya tinggal. Dari masakan saja sudah jauh berbeda dengan masakan di kampung halaman saya, yang mana masyarakat Aceh Selatan lebih banyak menggunakan asam dalam makanan dan cara membuat gulai pun juga berbeda, biasanya di kampung halaman saya sebelum memasukkan bahan-bahan yang lain air santannya di panaskan dulu sampai mendidih, sedangakan disini sagala macam bahan untuk menggulai di campur dalam kuali, setelah itu baru di masak. Setiap ada acara apapun dan dimana pun bisa di pastikan pasti ada sirih, menurut pengamatan saya kalau tidak ada sirih dalam sebuah acara se akan-akan sayur tanpa garam.
Aceh selatan adalah salah satu daerah yang mempunyai banyak legenda. Salah satunya yaitu tentang legenda Tapaktuan yang menjadi Kota Aceh Selatan. Legenda Tapaktuan yang saya dengar ceritanya dari masyarakat Aceh Selatan dan dari buku yang saya baca membuat saya sangat penasaran dengan jejak yang di tinggal oleh manusia raksasa Tuan Tapa yaitu Tapak Tuan Tapa di Tapaktuan. Banyak yang mengatakan bahwa disana sudah banyak pendatang yang jadi korban ganasnya air laut di pantai di dekat Tapak Tuan Tapa tersebut. Dan katanya, jika kita berada di Tapak Tuan Tapa kita tidak boleh berbicara sembarangan meskipun dalam hati, karena itu akan mengundang air laut di pantai tersebut datang dan menarik kita ke laut. Suatau hari, saya dan teman-teman SM-3T jalan-jalan ke Tapaktuan, dan salah satu tujuan kami adalah Tapak Tuan Tapa tersebut. Ketika teman-teman saya naik ke atas bukit di kawasan Tapak Tuan Tapa dengan manaiki anak tangga, saya awalnya ikut teman-teman juga, namun karena saya sangat penasaran dengan misteri Tapak Tuan Tapa, saya akhirnya membatalkan niat untuk naik ke bukit tersebut dan berencana ke Tapak raksasa tersebut. Saat saya sampai di Tapak tersebut, ternyata memang besar, waktu itu tidak banyak pengunjung yang berdiri di dekat Tapak tersebut, saya mengambil beberapa gamabar/foto disana dengan dibantu pengunjung lain. lama kelamaan pengunjung semakin banyak yang mulai mendekat ke Tapak tersebut, dan tak lama kemudian 3 orang teman saya menyusul saya. Lalu kami pun mengambil gambar secara bergantian begitupun dengan pengunjung yang lain. ketika kami sedang asyiknya mengambil gambar, tiba-tiba ombak besar menerjang ke arah kami, kami dan pengunjung yang lainnya pun lari menyelamatkan diri masing-masing. Saya dan teman-teman saya pun gemetar ketakutan karena hampir di bawa oleh ombak. Setelah itu kami langsung pulang.
Saya dan teman-teman SM-3T juga melaksanakan pengabdian di Aceh Selatan tepatnya di salah satu pesantren di Trumon yaitu membantu pembangunan pesantren tersebut. Besar harapan kami untuk bisa mambantu memfasilitasi para santri untuk dapat mempelajari tentang ilmu agama di pasantren tersebut. Karena yang kita harapkan bukan cuma generasi yang cerdas saja tapi juga bertakwa kepada Allah Swt.
Kesan
Hal yang sangat mengesankan bagi saya adalah ketika anak kelas A mengatakan mereka ingin saya tetap mengajar mereka ketika mereka sudah masuk ke kelas B, dan beberapa diantara mereka ada yang mengatakan jika saya tidak mengajar mereka di kelas B maka mereka tidak mau naik ke kelas B. Hal tersebut membuat saya berpikir betapa mereka membutuhkan keberadaan saya.
Selain itu, hal yang paling mengesankan lagi adalah ketika keluarga besar ibu tempat saya tinggal termasuk ibu dan ayah angkat saya mengatakan walaupun kontrak saya sudah habis nantinya, mereka harap hubungan kami tidak terputus.
Pesan
Pesan saya adalah agar pemerintah memperhatikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik dari sarana maupun prasarananya. Karena pada umumnya, kenyataan di lapangan yang saya lihat begitu banyak guru PAUD yang tidak diperhatikan, seperti orang yang pendidikan terakhirnya SMP/sederajat, SMA/sederajat diterima begitu saja sebagai guru PAUD. Sering saya temukan kesalahan di PAUD, yang mana banyak guru yang mengharuskan anak-anak pandai calistung (baca, tulis, hitung) yang seharusnya belum saatnya diajarkan, dan masih ada beberapa kesalahan lainnya. Selain itu, fasilitas untuk PAUD sangat jauh dari kata cukup.
Harapan
Harapan saya adalah semoga pemerintah tetap melanjutkan program ini yang mana maju bersama mencerdaskan Indonesia lewat SM-3T. Karena begitu banyak anak-anak dipelosok negeri menunggu kedatangan guru-guru yang mampu membantu mengembangkan aspek-aspek perkembangannya. 

No comments:

Post a Comment