Guru
SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
|
|
Indentitas
|
|
|
Nama
|
Penisa Aprianti, S. Pd.
|
|
|
TTL
|
Pidung,
28 April 1991
|
|
|
Alamat Asal
|
Desa Pidung Kec. Keliling Danau Kab. Kerinci Prov. Jambi
|
|
|
Prodi/PTN
|
PG PAUD / Universitas Negeri Padang
|
|
|
LPTK
|
Universitas Negeri Padang
|
|
|
Email
|
penisa.aprianti@yahoo.com
|
|
|
Alamat SM3T
|
Simpang IV Kota Fajar Kec. Kluet
Utara Kab. Aceh Selatan |
|
|
Tempat Tugas
|
TK Nurul Najjah Gelumbuk
|
|
|
Alamat sekolah
|
Jl. Tapaktuan Medan-Desa Gelumbuk Kec. Kluet Selatan Kab. Aceh Selatan
|
|
|
Kepala sekolah
|
Aslinar, S. Pd.
|
|
Cerita
Selama Menjadi Guru SM3T
Dalam
setahun terakhir ini selama saya menjadi guru SM3T di Aceh Selatan begitu
banyak pengalaman yang saya dapatkan baik di sekolah maupun di masyarakat
terutama di sekitar tempat saya tinggal.
Di
sekolah tempat saya mengajar sangat minim fasilitas sedangkan jumlah anak
didiknya sangat banyak. Yang mana jumlah anak kelas A sebanyak 25 orang dan
kelas B sebanyak 22 orang. Dan jumlah guru yang ada di sekolah itupun terdiri
dari 5 guru honorer dan 1 kepala sekolah, dan itupun tidak ada yang tamatan DII
PGTK/S1 PG PAUD, yang ada tamatan PGSD dan SMA/sederajat. Guru honor pun tidak
setiap hari datang, ada yang datang 3 atau 4 kali dalam seminggu. Jadi, di
sekolah tersebut 25 atau 22 anak biasanya dihadapi oleh 1 orang guru, namun
kadang-kadang 2 orang guru dalam satu kelas.
Dalam
minggu pertama saya mengajar di sekolah begitu banyak hal-hal yang saya temui,
terutama dari cara berbicara dengan anak, yang mana guru atau orang tua tidak
begitu memperhatikan kata-kata dan nada yang digunakan saat berbicara. Selain itu,
anak-anak juga dituntut harus bisa calistung (baca, tulis, hitung) yang
seharusnya belum waktunya untuk usia anak TK.
Di
rumah, saya juga mengajar anak dan ponakan ibu tempat saya tinggal, kadang anak
ibu di rumah sering rebutan bertanya kepada saya tentang PR mereka. Ibu di
rumah tempat saya tingagal mempunyai 3 orang anak, yang sulung sekarang kelas 2
naik ke kelas 3 MTSN di Banda Aceh, sedangkan anak yang ke-2 kelas 5 naik ke
kelas 6 SD, dan yang bungsu kelas 1 naik ke kalas 2 MIN di Kota Fajar Aceh
Selatan. Mereka sangat baik.
Selain
pengalaman di sekolah, saya juga mempunyai banyak pengalaman saat berbaur
dengan masyarakat disekitar tempat saya tinggal. Dari masakan saja sudah jauh
berbeda dengan masakan di kampung halaman saya, yang mana masyarakat Aceh
Selatan lebih banyak menggunakan asam dalam makanan dan cara membuat gulai pun
juga berbeda, biasanya di kampung halaman saya sebelum memasukkan bahan-bahan
yang lain air santannya di panaskan dulu sampai mendidih, sedangakan disini
sagala macam bahan untuk menggulai di campur dalam kuali, setelah itu baru di
masak. Setiap ada acara apapun dan dimana pun bisa di pastikan pasti ada sirih,
menurut pengamatan saya kalau tidak ada sirih dalam sebuah acara se akan-akan
sayur tanpa garam.
Aceh
selatan adalah salah satu daerah yang mempunyai banyak legenda. Salah satunya
yaitu tentang legenda Tapaktuan yang menjadi Kota Aceh Selatan. Legenda
Tapaktuan yang saya dengar ceritanya dari masyarakat Aceh Selatan dan dari buku
yang saya baca membuat saya sangat penasaran dengan jejak yang di tinggal oleh
manusia raksasa Tuan Tapa yaitu Tapak Tuan Tapa di Tapaktuan. Banyak yang
mengatakan bahwa disana sudah banyak pendatang yang jadi korban ganasnya air
laut di pantai di dekat Tapak Tuan Tapa tersebut. Dan katanya, jika kita berada
di Tapak Tuan Tapa kita tidak boleh berbicara sembarangan meskipun dalam hati,
karena itu akan mengundang air laut di pantai tersebut datang dan menarik kita
ke laut. Suatau hari, saya dan teman-teman SM-3T jalan-jalan ke Tapaktuan, dan salah
satu tujuan kami adalah Tapak Tuan Tapa tersebut. Ketika teman-teman saya naik
ke atas bukit di kawasan Tapak Tuan Tapa dengan manaiki anak tangga, saya
awalnya ikut teman-teman juga, namun karena saya sangat penasaran dengan
misteri Tapak Tuan Tapa, saya akhirnya membatalkan niat untuk naik ke bukit
tersebut dan berencana ke Tapak raksasa tersebut. Saat saya sampai di Tapak
tersebut, ternyata memang besar, waktu itu tidak banyak pengunjung yang berdiri
di dekat Tapak tersebut, saya mengambil beberapa gamabar/foto disana dengan
dibantu pengunjung lain. lama kelamaan pengunjung semakin banyak yang mulai
mendekat ke Tapak tersebut, dan tak lama kemudian 3 orang teman saya menyusul
saya. Lalu kami pun mengambil gambar secara bergantian begitupun dengan pengunjung
yang lain. ketika kami sedang asyiknya mengambil gambar, tiba-tiba ombak besar
menerjang ke arah kami, kami dan pengunjung yang lainnya pun lari menyelamatkan
diri masing-masing. Saya dan teman-teman saya pun gemetar ketakutan karena
hampir di bawa oleh ombak. Setelah itu kami langsung pulang.
Saya dan
teman-teman SM-3T juga melaksanakan pengabdian di Aceh Selatan tepatnya di
salah satu pesantren di Trumon yaitu membantu pembangunan pesantren tersebut.
Besar harapan kami untuk bisa mambantu memfasilitasi para santri untuk dapat
mempelajari tentang ilmu agama di pasantren tersebut. Karena yang kita harapkan
bukan cuma generasi yang cerdas saja tapi juga bertakwa kepada Allah Swt.
Kesan
Hal yang
sangat mengesankan bagi saya adalah ketika anak kelas A mengatakan mereka ingin
saya tetap mengajar mereka ketika mereka sudah masuk ke kelas B, dan beberapa
diantara mereka ada yang mengatakan jika saya tidak mengajar mereka di kelas B
maka mereka tidak mau naik ke kelas B. Hal tersebut membuat saya berpikir betapa
mereka membutuhkan keberadaan saya.
Selain
itu, hal yang paling mengesankan lagi adalah ketika keluarga besar ibu tempat
saya tinggal termasuk ibu dan ayah angkat saya mengatakan walaupun kontrak saya
sudah habis nantinya, mereka harap hubungan kami tidak terputus.
Pesan
Pesan
saya adalah agar pemerintah memperhatikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik
dari sarana maupun prasarananya. Karena pada umumnya, kenyataan di lapangan
yang saya lihat begitu banyak guru PAUD yang tidak diperhatikan, seperti orang
yang pendidikan terakhirnya SMP/sederajat, SMA/sederajat diterima begitu saja
sebagai guru PAUD. Sering saya temukan kesalahan di PAUD, yang mana banyak guru
yang mengharuskan anak-anak pandai calistung (baca, tulis, hitung) yang
seharusnya belum saatnya diajarkan, dan masih ada beberapa kesalahan lainnya.
Selain itu, fasilitas untuk PAUD sangat jauh dari kata cukup.
Harapan
Harapan
saya adalah semoga pemerintah tetap melanjutkan program ini yang mana maju
bersama mencerdaskan Indonesia lewat SM-3T. Karena begitu banyak anak-anak
dipelosok negeri menunggu kedatangan guru-guru yang mampu membantu
mengembangkan aspek-aspek perkembangannya.

No comments:
Post a Comment