Guru SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2014-2015
|
|
Indentitas
|
|
|
Nama
|
FERA ANDANI, S.Pd
|
|
|
TTL
|
Batusangkar,16 Nopember1991
|
|
|
Alamat Asal
|
Jor V Sumanik, Batusangkar Sumatera
barat
|
|
|
Prodi/PTN
|
PGSD/Universitas Negeri Padang
|
|
|
LPTK
|
Universitas Negeri Padang
|
|
|
Email
|
||
|
Alamat SM3T
|
kawat, Pulo Ie, Kluet Utara
|
|
|
Tempat Tugas
|
SDN Ladang Luah
|
|
|
Alamat sekolah
|
jln ladang luah
|
|
|
Kepala sekolah
|
Fauzi, S.Pd
|
|
Cerita
selama menjadi guru SM3-T
Kekecewaan sempat
menghampiri saya ketika mengetahui pengumuman bahwa saya di tempatkan di aceh
selatan. Karena saya merasa jika di tempatkan ke daerah timur saya akan merasa
lebih tertantang lagi dan mendapatkan pengalaman berharga. Apalagi kami di
berangkatkan Cuma mengunakan mini bus. Kekecewaan saya pun bertambah karena
tidak diberangkatkan menggunakan pesawat. Padahal saya ingin sekali merasakan
pengalaman naik pesawat pertama kalinya.
Namun rasa
kecewa itu perlahan hilang ketika saya menginjakkan kaki pertama kali di aceh
selatan. Serasa mendapat keluarga baru disini. Masyarakat disini sangat
menghargai sekali kedatangan orang baru. Aku pun di terima baik oleh
masyarakat. Meskipun ada kesulitan dalam berkomunikasi saya tetap berusaha
memahami sedikit demi sedikit bahasa Aceh.
Siswa saya Cuma
terdiri dari 15 siswa dan 1 siswa tambahan “anak bawang”, karena dia belum
cukup umur. Awal mengajar disini saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan
siswa, karena saya belum mengerti bahasa aceh dan mereka belum mengerti bahasa
indonesia. namun seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit saya memahami
juga bahasa aceh tersebut, dengan siswa sebagai “Guide” saya. Banyak sekali
bahasa aceh yang saya pelajari dari mereka, dan saya tidak pernah malu untuk
menanyakan apa bahasa aceh yang tidak saya mengerti.
Hubungan saya dengan
siswa sangat dekat, sering mereka bergelayut dan bergelantung di leher dan
lengan saya. Sebgai rasa sayang seorang anak pada ibunya. Alhamdulillah semua
saya temui di SDN ladang luah ini. Anak anak yang masih polos dan lugu ini
sering mengejar saya ketika hampir sampai di sekolah dengan mengayuh sepeda.
Dari sekian banyak perilaku baiknya tak jarang juga mereka bandel dan tidak
mendengar apa yang saya sampaikan, namun saya tetap paham terhadap perilaku mereka yang masih
dalam usia bermain dan dunia ketidak
tahuannya.
Dari sekian
banyak cerita bahagia ada juga cerita duka yang saya alami, baru 4 bulan di
desa ladang luah sudah 3 kali saya di gigit oleh lipan. Binatang yang dikampung
kami sangat ditakuti. Pertama digigit saya syock sekali karena waktu di kampung
obat untuk itu sangat susah sekali, namun alhamdulillah ada obat manjur yang
saya temukan disini, yaitu “batu mancis gas”. Dengan hanya menempelkan batu
tersebut ke kulit pas gigitan lipan, batu itu akan menarik bisa gigitan.
Insyaallah bekas gigitan itu tidak bengkak dan lekas sembuh.
Karena sekolah
yang saya tempati merupakan lahan baru, jadi suatu hari ketika saya sedang
mencabut rumput di pekarangan sekolah,
tanpa sepengetahuan saya sesampai di rumah bagian rok belakang saya sudah penuh
oleh darah. Ketika dilihat oleh orang tua angkat saya, ternyata seekor “pacat”
telah berhasil makan dengan keyang nya
di betis kiri saya. Binatang pacat ini sangat saya takutkan sebenarnya. Namun
setelah berada disini semua itu tidak terlalu membuat saya takut. Karena sudah
pernah saya hadapi. Alhamdulillah terimakasih SM3T.
Alhamdulillah
tak hentinya saya mensyukuri apa yang saya peroleh disini, kesan yang di
berikan aceh selatan ini cukup membuat saya merindukan ingin kembali kesini.
Saya jadi ingat kata kata orang bijak “ jika kita baik, orang akan seribu kali
baik kepada kita” maka dengan pepatah ini lah saya selalu menjaga perbuatan
saya, sehingga bisa di terima oleh masyarakat disini.
Pesan untuk para
pendidik dimanapun berada, semoga dengan cerita pengalaman saya yang tidak
seberapa ini, kita mampu merasakan apa yang diinginkan oleh anak didik kita.
Sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru dan siswa dan tidak di
temukan lagi dengan adanya istilah guru “pemarah” guru “jahat” guru “kejam” di
dalam dunia pendidikan. Mari kita sama-sama berjuang demi terciptanya
pendidikan yang berbudi dan tanpa kekerasan.
Semoga dengan tidak adanya kekerasan dalam dunia pendidikan kita, kita
mampu mewujudkan anak-anak yang betul-betul berkarakter dan mampu mengharumkan
nama bangsa serta tidak lupa di ridhoi oleh allah SWT.

No comments:
Post a Comment