Tuesday, 28 July 2015

Guru SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
Indentitas
Nama
FERA ANDANI, S.Pd
TTL
Batusangkar,16 Nopember1991
Alamat Asal
Jor V Sumanik, Batusangkar Sumatera barat
Prodi/PTN
PGSD/Universitas Negeri Padang
LPTK
Universitas Negeri Padang
Email
Alamat SM3T
kawat, Pulo Ie, Kluet Utara
Tempat Tugas
SDN Ladang Luah
Alamat sekolah
jln ladang luah
Kepala sekolah
Fauzi, S.Pd
Cerita selama menjadi guru SM3-T
Kekecewaan sempat menghampiri saya ketika mengetahui pengumuman bahwa saya di tempatkan di aceh selatan. Karena saya merasa jika di tempatkan ke daerah timur saya akan merasa lebih tertantang lagi dan mendapatkan pengalaman berharga. Apalagi kami di berangkatkan Cuma mengunakan mini bus. Kekecewaan saya pun bertambah karena tidak diberangkatkan menggunakan pesawat. Padahal saya ingin sekali merasakan pengalaman naik pesawat pertama kalinya.
Namun rasa kecewa itu perlahan hilang ketika saya menginjakkan kaki pertama kali di aceh selatan. Serasa mendapat keluarga baru disini. Masyarakat disini sangat menghargai sekali kedatangan orang baru. Aku pun di terima baik oleh masyarakat. Meskipun ada kesulitan dalam berkomunikasi saya tetap berusaha memahami sedikit demi sedikit bahasa Aceh.
Siswa saya Cuma terdiri dari 15 siswa dan 1 siswa tambahan “anak bawang”, karena dia belum cukup umur. Awal mengajar disini saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan siswa, karena saya belum mengerti bahasa aceh dan mereka belum mengerti bahasa indonesia. namun seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit saya memahami juga bahasa aceh tersebut, dengan siswa sebagai “Guide” saya. Banyak sekali bahasa aceh yang saya pelajari dari mereka, dan saya tidak pernah malu untuk menanyakan apa bahasa aceh yang tidak saya mengerti.
Hubungan saya dengan siswa sangat dekat, sering mereka bergelayut dan bergelantung di leher dan lengan saya. Sebgai rasa sayang seorang anak pada ibunya. Alhamdulillah semua saya temui di SDN ladang luah ini. Anak anak yang masih polos dan lugu ini sering mengejar saya ketika hampir sampai di sekolah dengan mengayuh sepeda. Dari sekian banyak perilaku baiknya tak jarang juga mereka bandel dan tidak mendengar apa yang saya sampaikan, namun saya tetap paham  terhadap perilaku mereka yang masih dalam  usia bermain dan dunia ketidak tahuannya.
Dari sekian banyak cerita bahagia ada juga cerita duka yang saya alami, baru 4 bulan di desa ladang luah sudah 3 kali saya di gigit oleh lipan. Binatang yang dikampung kami sangat ditakuti. Pertama digigit saya syock sekali karena waktu di kampung obat untuk itu sangat susah sekali, namun alhamdulillah ada obat manjur yang saya temukan disini, yaitu “batu mancis gas”. Dengan hanya menempelkan batu tersebut ke kulit pas gigitan lipan, batu itu akan menarik bisa gigitan. Insyaallah bekas gigitan itu tidak bengkak dan lekas sembuh.
Karena sekolah yang saya tempati merupakan lahan baru, jadi suatu hari ketika saya sedang mencabut rumput di pekarangan  sekolah, tanpa sepengetahuan saya sesampai di rumah bagian rok belakang saya sudah penuh oleh darah. Ketika dilihat oleh orang tua angkat saya, ternyata seekor “pacat” telah berhasil makan dengan  keyang nya di betis kiri saya. Binatang pacat ini sangat saya takutkan sebenarnya. Namun setelah berada disini semua itu tidak terlalu membuat saya takut. Karena sudah pernah saya hadapi. Alhamdulillah terimakasih SM3T.

Alhamdulillah tak hentinya saya mensyukuri apa yang saya peroleh disini, kesan yang di berikan aceh selatan ini cukup membuat saya merindukan ingin kembali kesini. Saya jadi ingat kata kata orang bijak “ jika kita baik, orang akan seribu kali baik kepada kita” maka dengan pepatah ini lah saya selalu menjaga perbuatan saya, sehingga bisa di terima oleh masyarakat disini.

Pesan untuk para pendidik dimanapun berada, semoga dengan cerita pengalaman saya yang tidak seberapa ini, kita mampu merasakan apa yang diinginkan oleh anak didik kita. Sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru dan siswa dan tidak di temukan lagi dengan adanya istilah guru “pemarah” guru “jahat” guru “kejam” di dalam dunia pendidikan. Mari kita sama-sama berjuang demi terciptanya pendidikan yang berbudi dan tanpa kekerasan.  Semoga dengan tidak adanya kekerasan dalam dunia pendidikan kita, kita mampu mewujudkan anak-anak yang betul-betul berkarakter dan mampu mengharumkan nama bangsa serta tidak lupa di ridhoi oleh allah SWT.

Harapan saya untuk para pendidik, berusahalah pahami karakter peserta didik kita, karena ketika kita sudah memahami mereka kita akan tahu apa yang harus kita lakukan lagi   untuk mereka. Insyaallah jika sudah begitu kita akan mampu memberikan yang terbaik untuk mereka,

No comments:

Post a Comment