Tuesday, 28 July 2015

Guru SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
Indentitas
Nama
Gusma Nengsih, S.Pd
TTL
Kp. Hangus, 1 Agustus 1991
Alamat Asal
Kp. Hangus, Koto Kecil, Bonjol. Padang Sumatra Barat
Prodi/PTN
Pend. Ekonomi/Universitas Negeri Padang
LPTK
Universitas Negeri Padang
Email
gusma91@gmail.com
Alamat SM3T
Desa Koto, Kec. Kluet Tengah, Aceh Selatan
Tempat Tugas
SMA Negeri 1 Kluet Tengah
Alamat sekolah
Jln. Kota Fajar Menggamat
Kepala sekolah
Drs. Tamrin, M.Pd

Cerita Selama Menjadi Guru SM3T
Sudah hampir setahun saya menjadi guru SM3T di SMA N 1 Kluet tengah. Sekolah ini berada di Kabupaten Aceh Selatan, tepatnya di Kecamatan Kluet Tengah. Dibutuhkan waktu satu jam untuk mencapai Kluet Tengah dari ibukota Kabupaten Aceh Selatan. Menjadi guru SM3T dan ditempatkan di daerah sasaran dimulai pada tanggal 1 September 2014. Hal pertama yang saya dapat ketika ditempatkan adalah penolakan sekolah dengan alasan bahwa mata pelajaran yang saya pegang tidak ada jamnya disekolah tersebut. Menanggapi hal tersebut sayapun berusaha meminta untuk dipindahkan kesekolah yang benar-benar membutuhkan saya dengan ilmu yang saya punya. Butuh waktu dua minggu hingga akhirnya saya dipindahkan kesekolah yang baru, yang memang membutuhkan ilmu yang saya pegang. Sekolah baru tersebut adalah SMA Negeri 1 Kluet Tengah.
Di SMA Negeri 1 Kluet Tengah, kebanyakan staf pengajar berasal dari daerah luar kecamatan, sehingga kami disini membaurdengan mudah dikarenakan pada dasarnya kami semua adalah pendatang disini. Hanya ada beberapa guru saja yang memang berasal dari sini. Di Kluet Tengah, kami hidup berdampingan dengan warga. Keramahanpun kami terima dari warga, dan sebagian warga juga merupakan pendatang di daerah kluet Tengah. Menjadi seorang guru didaerah 3T, mengajarkan saya bagaimana hidup dengan keterbatasan, dan hidup bergaul dengan masyarakat yang masih baru dengan perubahan. Masyarakat disini masih memegang teguh ajaran budaya dari pendahulunya, sehingga ada beberapa hal yang saya ketahui merupakan hal yang biasa saja jika dilakukan, namun menjadi hal yang dilarang untuk dilakukan disini.
Dengan adanya perbedaan dari berbagai hal, termasuk dari karakter siswa yang saya didik, saya menyadari bahwa banyak hal yang masih saya belum ketahui, dan masih banyak hal yang harus saya pelajari untuk dapat menjadi seorang guru. Siswa disini hidup dan tinggal dengan orang tua, namun ada beberapa siswa yang tidak mau biaya sekolahnya di beri oleh orang tua, mereka merasa tidak enak hanya membelanjakan uang dari orang tua, tanpa merasakan bagaimana cara memperoleh uang, sebagian siswa disini mencari uang dengan bekerja sendiri. Namun terkadang kegiatan siswa yang mencari uang sendiri juga membuat siswa bermasalah dengan sekolah, karena mereka kurang bisa dalam membagi waktu, sehingga waktu untuk sekolah dan waktu untuk bekerja tidak dapat mereka pisahkan, hingga akhirnya mereka ketinggalan untuk pelajaran disekolah, dan bermasalah dengan jumlah kehadiran. Tak jarang masalah ini yang membuat siswa harus tidak naik kelas, dan mengulang kembali belajar dikelas yang sama.
Kesan
            Hal yang paling berkesan setelah saya menjadi guru untuk daerah 3T adalah saya memperoleh keluarga baru dan kenalan baru didaerah yang sebelumnya tak pernah terbayangkan seperti apa, dan tidak pernah saya bayangkan akan berada disini.Namun dengan menjadi guru didaerah 3T, saya bisa berada didaerah ini,dekat dengan penduduk, dan mengenal sebuah keluarga yang sudah menganggap saya seperti anaknya sendiri. Untuk saya pribadi menjadi guru didaerah 3T, bukanlah untuk dipandang, dihargai, ataupun disanjung berlebihan, meskipun kita ditugaskan untuk mendidik, mendekati penduduk dengan cara menjadi bagian dari keluarga mereka bukanlah hal yang salah untuk dilakukan. Hal yang berkesan lainnya adalah, saya bisa bergaul dengan orang didaerah penempatan dan mampu untuk berbicara dengan menggunakan bahasa yang mereka gunakan. Ada empat bahasa yang dipakai oleh masyarakat tempat saya ditempatkan yaitu bahasa aceh, bahasa kluet, bahasa jame dan bahasa indonesia. Satu tahun berada didaerah ini, membuat saya tidak asing dengan bahasa yang mereka gunakan. Bahkan untuk bahasa kluet tak ada kesulitan bagi saya menggunakannya untuk berkomunikasi dengan warga setempat.
Pesan
            Menjadi guru didaerah 3T, bukanlah ajang untuk menjadi guru terhormat atau menjadi guru yang dicap serba bisa, ataupun menjadi guru yang terkenal memiliki banyak keterampilan, meskipun mungkin memang seperti itu keadaannya, namun didaerah 3T cukup menjadi guru yang bisa berbaur dengan siapapun dalam keadaan apapun, dan dengan berbagai kekurangan yang ada. Menghargai apapun yang ada didaerah penempatan tanpa membandingkan dengan tempat lain. Mendekati semua orang, baik itu siswa, staf sesama guru, maupun warga dilingkungan tempat tinggal, dengan tidak membandingkan kekurangan ataupun kelebihan mereka, dan memberi masukan yang baik untuk hal yang mungkin akan menjadi kebaikan bagi mereka. Dan juga tidak membandingkan keadaan daerah penempatan yang memiliki banyak kekurangan dengan daerah asal kita yang mungkin memiliki banyak kelebihan.
Harapan
            Harapan untuk kegiatan SM3T selanjutnya, mudah-mudahan SM3T dapat menghasilkan guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, dan guru yang memiliki kemampuan mendidik anak bangsa serta memiliki kemandirian dalam hidup, bukanlah guru manja yang hanya bisa mengajar disekolah namun tak bisa mengurusi diri sendiri. Hal yang kurang saya sukai ketika telah berada didaerah penempatan adalah saya menemukan seorang guru wanita, yang tidak pandai memasak, dan tidak bisa mengendarai sepeda motor, dan sangat lamban untuk melakukan apapun. Saya membayangkan apabila dengan keadaan serba tidak bisa kemudian ditempatkan didaerah yang benar-benar tertinggal, dan diharuskan tinggal sendiri tanpa ada transportasi umum, dan terjadi hal-hal yang harus segera diselesaikan, misalkan ada seorang siswa yang sakit, apa yang bisa dilakukan. Mudah-mudahan untuk selanjutnya, program SM3T memang diperuntukkan untuk guru-guru yang sudah siap banting, mandiri dan berani untuk ditempatkan didaerah 3T.
Mengikuti SM3T bukanlah semata-mata ajang untuk belajar mandiri didaerah orang ataupun ajang untuk pergi bermain-main, mencoba merantau ataupun mencoba jauh dari orang tua, tetapi SM3T adalah kegiatan yang diperuntukkan memang untuk guru-guru tamatan perguruan tinggi yang sudah memiliki kemandirian, sudah terbiasa dengan jarak, dan tidak merasa terbebani jika jauh dari orang tua. Semoga untuk selanjutya SM3T mengutamakan guru-guru hebat, mandiri dan pastinya tetap dapat membantu daerah-daerah yang mengalami kekurangan tenaga pengajar. Dan semoga program SM3T tetap mengutamakan daerah yang benar-benar memiliki kekurangan tenaga pengajar, agar pendidikan di indonesia menjadi sama rata, baik untuk daerah 3T maupun daerah yang bukan 3T.

No comments:

Post a Comment