Guru
SM3T Angkatan ke IV Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014-2015
|
|
Indentitas
|
|
|
Nama
|
Gusma
Nengsih, S.Pd
|
|
|
TTL
|
Kp.
Hangus, 1 Agustus 1991
|
|
|
Alamat Asal
|
Kp. Hangus, Koto Kecil,
Bonjol. Padang Sumatra Barat
|
|
|
Prodi/PTN
|
Pend.
Ekonomi/Universitas Negeri Padang
|
|
|
LPTK
|
Universitas
Negeri Padang
|
|
|
Email
|
gusma91@gmail.com
|
|
|
Alamat SM3T
|
Desa
Koto, Kec. Kluet Tengah, Aceh Selatan
|
|
|
Tempat Tugas
|
SMA Negeri 1 Kluet Tengah
|
|
|
Alamat sekolah
|
Jln.
Kota Fajar Menggamat
|
|
|
Kepala sekolah
|
Drs.
Tamrin, M.Pd
|
|
Cerita
Selama Menjadi Guru SM3T
Sudah
hampir setahun saya menjadi guru SM3T di SMA N 1 Kluet tengah. Sekolah ini
berada di Kabupaten Aceh Selatan, tepatnya di Kecamatan Kluet Tengah.
Dibutuhkan waktu satu jam untuk mencapai Kluet Tengah dari ibukota Kabupaten
Aceh Selatan. Menjadi guru SM3T dan ditempatkan di daerah sasaran dimulai pada
tanggal 1 September 2014. Hal pertama yang saya dapat ketika ditempatkan adalah
penolakan sekolah dengan alasan bahwa mata pelajaran yang saya pegang tidak ada
jamnya disekolah tersebut. Menanggapi hal tersebut sayapun berusaha meminta
untuk dipindahkan kesekolah yang benar-benar membutuhkan saya dengan ilmu yang
saya punya. Butuh waktu dua minggu hingga akhirnya saya dipindahkan kesekolah
yang baru, yang memang membutuhkan ilmu yang saya pegang. Sekolah baru tersebut
adalah SMA Negeri 1 Kluet Tengah.
Di SMA
Negeri 1 Kluet Tengah, kebanyakan staf pengajar berasal dari daerah luar
kecamatan, sehingga kami disini membaurdengan mudah dikarenakan pada dasarnya
kami semua adalah pendatang disini. Hanya ada beberapa guru saja yang memang
berasal dari sini. Di Kluet Tengah, kami hidup berdampingan dengan warga.
Keramahanpun kami terima dari warga, dan sebagian warga juga merupakan
pendatang di daerah kluet Tengah. Menjadi seorang guru didaerah 3T, mengajarkan
saya bagaimana hidup dengan keterbatasan, dan hidup bergaul dengan masyarakat
yang masih baru dengan perubahan. Masyarakat disini masih memegang teguh ajaran
budaya dari pendahulunya, sehingga ada beberapa hal yang saya ketahui merupakan
hal yang biasa saja jika dilakukan, namun menjadi hal yang dilarang untuk
dilakukan disini.
Dengan
adanya perbedaan dari berbagai hal, termasuk dari karakter siswa yang saya
didik, saya menyadari bahwa banyak hal yang masih saya belum ketahui, dan masih
banyak hal yang harus saya pelajari untuk dapat menjadi seorang guru. Siswa
disini hidup dan tinggal dengan orang tua, namun ada beberapa siswa yang tidak
mau biaya sekolahnya di beri oleh orang tua, mereka merasa tidak enak hanya
membelanjakan uang dari orang tua, tanpa merasakan bagaimana cara memperoleh
uang, sebagian siswa disini mencari uang dengan bekerja sendiri. Namun
terkadang kegiatan siswa yang mencari uang sendiri juga membuat siswa
bermasalah dengan sekolah, karena mereka kurang bisa dalam membagi waktu,
sehingga waktu untuk sekolah dan waktu untuk bekerja tidak dapat mereka
pisahkan, hingga akhirnya mereka ketinggalan untuk pelajaran disekolah, dan
bermasalah dengan jumlah kehadiran. Tak jarang masalah ini yang membuat siswa
harus tidak naik kelas, dan mengulang kembali belajar dikelas yang sama.
Kesan
Hal yang paling berkesan
setelah saya menjadi guru untuk daerah 3T adalah saya memperoleh keluarga baru
dan kenalan baru didaerah yang sebelumnya tak pernah terbayangkan seperti apa,
dan tidak pernah saya bayangkan akan berada disini.Namun dengan menjadi guru
didaerah 3T, saya bisa berada didaerah ini,dekat dengan penduduk, dan mengenal
sebuah keluarga yang sudah menganggap saya seperti anaknya sendiri. Untuk saya
pribadi menjadi guru didaerah 3T, bukanlah untuk dipandang, dihargai, ataupun
disanjung berlebihan, meskipun kita ditugaskan untuk mendidik, mendekati
penduduk dengan cara menjadi bagian dari keluarga mereka bukanlah hal yang
salah untuk dilakukan. Hal yang berkesan lainnya adalah, saya bisa bergaul
dengan orang didaerah penempatan dan mampu untuk berbicara dengan menggunakan
bahasa yang mereka gunakan. Ada empat bahasa yang dipakai oleh masyarakat
tempat saya ditempatkan yaitu bahasa aceh, bahasa kluet, bahasa jame dan bahasa
indonesia. Satu tahun berada didaerah ini, membuat saya tidak asing dengan
bahasa yang mereka gunakan. Bahkan untuk bahasa kluet tak ada kesulitan bagi
saya menggunakannya untuk berkomunikasi dengan warga setempat.
Pesan
Menjadi guru didaerah 3T,
bukanlah ajang untuk menjadi guru terhormat atau menjadi guru yang dicap serba
bisa, ataupun menjadi guru yang terkenal memiliki banyak keterampilan, meskipun
mungkin memang seperti itu keadaannya, namun didaerah 3T cukup menjadi guru
yang bisa berbaur dengan siapapun dalam keadaan apapun, dan dengan berbagai
kekurangan yang ada. Menghargai apapun yang ada didaerah penempatan tanpa
membandingkan dengan tempat lain. Mendekati semua orang, baik itu siswa, staf sesama
guru, maupun warga dilingkungan tempat tinggal, dengan tidak membandingkan
kekurangan ataupun kelebihan mereka, dan memberi masukan yang baik untuk hal
yang mungkin akan menjadi kebaikan bagi mereka. Dan juga tidak membandingkan
keadaan daerah penempatan yang memiliki banyak kekurangan dengan daerah asal
kita yang mungkin memiliki banyak kelebihan.
Harapan
Harapan untuk kegiatan SM3T
selanjutnya, mudah-mudahan SM3T dapat menghasilkan guru yang memiliki dedikasi
tinggi dalam dunia pendidikan, dan guru yang memiliki kemampuan mendidik anak
bangsa serta memiliki kemandirian dalam hidup, bukanlah guru manja yang hanya
bisa mengajar disekolah namun tak bisa mengurusi diri sendiri. Hal yang kurang
saya sukai ketika telah berada didaerah penempatan adalah saya menemukan
seorang guru wanita, yang tidak pandai memasak, dan tidak bisa mengendarai
sepeda motor, dan sangat lamban untuk melakukan apapun. Saya membayangkan
apabila dengan keadaan serba tidak bisa kemudian ditempatkan didaerah yang
benar-benar tertinggal, dan diharuskan tinggal sendiri tanpa ada transportasi
umum, dan terjadi hal-hal yang harus segera diselesaikan, misalkan ada seorang
siswa yang sakit, apa yang bisa dilakukan. Mudah-mudahan untuk selanjutnya,
program SM3T memang diperuntukkan untuk guru-guru yang sudah siap banting,
mandiri dan berani untuk ditempatkan didaerah 3T.
Mengikuti SM3T bukanlah semata-mata ajang untuk belajar mandiri didaerah
orang ataupun ajang untuk pergi bermain-main, mencoba merantau ataupun mencoba
jauh dari orang tua, tetapi SM3T adalah kegiatan yang diperuntukkan memang
untuk guru-guru tamatan perguruan tinggi yang sudah memiliki kemandirian, sudah
terbiasa dengan jarak, dan tidak merasa terbebani jika jauh dari orang tua.
Semoga untuk selanjutya SM3T mengutamakan guru-guru hebat, mandiri dan pastinya
tetap dapat membantu daerah-daerah yang mengalami kekurangan tenaga pengajar.
Dan semoga program SM3T tetap mengutamakan daerah yang benar-benar memiliki
kekurangan tenaga pengajar, agar pendidikan di indonesia menjadi sama rata,
baik untuk daerah 3T maupun daerah yang bukan 3T.
No comments:
Post a Comment